Pernikahan kami itu adalah pernikahan yang mungkin agak unik, karena justru di tahun-tahun pertama kita menikah malah sering bertengkar, sampai mungkin sampai 8 tahun pernikahanpun masih sering bertengkar karena perbedaan budaya dan bahasa. Tapi justru semakin kesini, kita justru semakin menjadi seorang sahabat yang kental, tidak bisa hidup tanpa masing-masing.
Biasanya pertengkaran kami hanyalah pertengkaran yang tidak ada gunanya, dan tidak ada tujuannya, tapi hanya saling mengedepankan opini kita masing-masing yang sangat kuat sampai akhirnya jadi ribut beneran, yes silly it is.
Jujur, karena suami usianya yang sangat jauh dari aku membuat dia lebih sering mengalah daripada aku, awalnya kalau sedang ribut, tentu diapun tak mau mengalah, tapi kalau udah berhari-hari, nanti pasti suami yang mulai candain aku duluan atau tiba-tiba memegang tangan aku, atau lengan aku dulu, artinya "minta baikkan", biasanya aku nanti yang akan "membuka kembali" masalah tersebut supaya tidak terjadi lagi ke depannya, dan supaya memperjelas apa yang aku mau dan aku tidak suka dan akupun "mencari" apa yang dia tidak suka, karena suami adalah salah satu orang yang tidak suka mengungkapkan isi hatinya, dia lebih banyak through action saja, sedangkan aku lebih sering mengungkapkannya, sehingga aku sendiri yang harus "menggali dan mempertanyakannya".
Aku juga bersyukur kalau sampai hari ini, suamiku masih suka memelukku ketika aku sedang memasak untuk keluarga, masih menggenggam tanganku sesaat sebelum tidur, dan memeluk disaat saat yang tak terduga, tapi terkadang kalau jalan-jalan ke mall bersama anak-anak, memang agak susah untuk gandengan, karena biasanya kedua tanganku sudah menjadi rebutan oleh kedua anakku.