Apapun itu alasannya, aku pernah berjanji di blog sebelumnya untuk membagi beberapa tips bagaimana mencari pasangan yang tepat.
Eits, tunggu dulu, bukan berarti pasanganku adalah pasangan yang sempurna sehingga aku berani membagi tips seperti pakar-pakar cinta lainnya, tapi seengaknya setelah aku memasuki usia pernikahan yang hampir 12 tahun setidaknya aku mempelajari point-point apa saja yang sebenarnya dibutuhkan di dalam pasangan kita.
Sebelum aku memberi tahu tips=tipsnya, ada beberapa hal dasar yang penting untuk kita ketahui mengapa seseorang akan bertindak dan berpikir berbeda dengan seseorang lainnya, hal ini juga menjadi satu acuan untuk mengetahui pentingnya dalam mencari pasangan.
Beberapa hal tersebut adalah :
- Karakter bawaan. Karakter bawaan ini maksudnya adalah karakter DNA bawaan dari lahir yang diwariskan dari kedua orang tua, karakter seseorang tidak hanya terbentuk dengan pengalaman masa kecil, masa remaja dan dewasa mereka, tetapi ada beberapa persentase yang ditentukan dari karakter bawaan lahiriah yang diwariskan oleh orang tua.
- Didikan orang tua yang berbeda. Setiap keluarga memiliki cara didik yang berbeda, orang tua yang keras dan orang tua yang lembut akan menghasilkan seseorang yang berbeda, menjadikan mereka pribadi yang tegar, independent, atau manja.
- Pendidikan secara akademik. Hal ini juga menentukan tingkat dan pola pikir seseorang, semakin tinggi atau semakin rendah pendidikan akademik seseorang menentukan cara berpikir dan penentuan masa depan mereka.
- Pergaulan sekitarnya. Pernah dengar kalimat "Pergaulan yang buruk merusak kebiasaan yang baik". Lihat sekeliling teman-teman pasangan anda, apakah mereka berasal dari kalangan baik-baik, atau kalangan para "jahanam" liar, ini juga menentukan di tempat manakah pasangan anda merasa nyaman dalam bergaul. Apakah pasangan anda senang bergaul di antara para orang-orang pintar dalam artian mereka memiliki tujuan hidup yang jelas, atau orang-orang yang tidak perduli pada sekitar, atau orang-orang yang biasa biasa saja, biasa bukan dalam arti materi, tapi dalam artian "pokoknya besok bangun melek, aktifitas, selesai" artinya hidupnya mengikuti arus saja.
Mencari pasangan yang tepat adalah hal-hal yang susah-susah gampang. Point-point diatas juga mempengaruhi kita dalam pentingnya melihat pasangan dan kurang lebih juga menentukan dalam mencari pasangan yang tepat.
1. Pasangan yang seiman. Terkadang orang bilang pasangan berbeda agama, ga masalah, kalau menurut aku setiap agama memiliki standard pemikiran, dan standard yang berbeda atas sosok suami, istri, dan anak, karena ini semua sudah diatur dalam kitab suci masing-masing. Dan hal ini terkadang bisa menjadi pertengkaran secara tidak kita sadari. Catat: Bukan bertengkar masalah agama tetapi masalah pola pikir akan sosok suami, istri, dan kewajiban dan hak masing-masing.
Seperti dalam agama Islam, Suami adalah sosok yang harus dipatuhi, kedudukannya diatas istri, dan sbgnya. Tetapi di dalam agama Kristen, sosok suami dan sosok istri adalah sejajar kedudukannya, karena hawa (istri) bukan diambil dari tulang leher untuk menjadi kepala dari suami, juga bukan diambil dari tulang tumit kaki, untuk diinjak atau dibawah suami, melainkan diambil dari tulang rusuk suami, yang artinya sejajar dengan suami dalam artian, istri adalah penolong suami, bukan berarti tidak menghormati, tetapi bukan sosok yang harus dipatuhi "mentok" seperti layaknya sosok orang tua. Ok, ini akan menjadi perdebatan, oh berarti kalau di Kristen suami tidak harus dipatuhi, bukan itu maksudnya. Tetapi sering aku dengar, yah kalau suami bilang ga boleh keluar rumah, saya harus patuh, di Islam kan istri harus sepatuh itu, dengarku dari ucapan seseorang. Tapi kalau di Kristen, kita patuh dengan suami bukan seperti patuh yang A harus A, B harus B, tapi lebih kepada dididik untuk SALING mengerti dan menghormati, bukan hanya istri terhadap suami, melainkan SALING.
Seperti hal lainnya adalah soal nafkah, di dalam Islam, nafkah sudah tertulis jelas atas aturan-aturannya dengan detil. Tetapi di dalam Kristen, aku pernah mendengar ada seseorang bertanya kepada Pdt.Gilbert Lumoindong, katanya "Pak, bagaimana soal nafkah menurut kekristenan", dengan jelas Pdt Gilbert menjawab di dalam kekristenan tidak ada yang mengatur nafkah hanya tanggung jawab suami, melainkan rumah tangga adalah milik bersama, uang suami atau uang istri adalah uang bersama. Tetapi dikarenakan Indonesia adalah negara yang mayoritas adalah muslim, sehingga tanpa kita sadari kultur kebudayaan orang Indonesia (non muslim) mengikuti aturan kultur nafkah adalah tanggung jawab suami, uang suami adalah uang keluarga, uang istri hanyalah milik istri, yang sebenarnya hal ini tidak dipercayai bagi negara lainnya.
Sehingga karena contoh dua hal ini diatas, baiknya kita mencari pasangan yang seiman, untuk menghindari pola pikir yang berbeda akan hak dan kewajiban masing-masing, kecuali hal ini sudah dibicarakan sebelum kita menikah dan sudah memiliki kesepakatan.
Sebaiknya ini dibicarakan sebelum menikah terutama kalau kamu menikah dengan orang dengan latar belakang, negara dan budaya yang berbeda.
2. Pasangan yang bertanggung jawab. Pasangan yang cocok mungkin susah kita temukan, karena tidak ada manusia yang akan selalu cocok, tapi carilah yang bertanggung jawab, bertanggung jawab dalam mencari nafkah untuk keluarga, bertanggung jawab dalam melindungi, dan bertanggung jawab mengurus di kala kita sakit atau lemah. Pasangan yang mau berkorban dikarenakan dia memiliki rasa tanggung jawab.
3. Pasangan yang membuat kita selalu menjadi diri kita sendiri. Di saat pacaran, mungkin kita harus selalu berpura-pura untuk mengalah, harus selalu menjadi cantik di depan matanya dll. Tapi di saat kita sudah menikah, kita tidak bisa untuk selalu seperti itu, dikarenakan kita tidur tanpa make up, kita pasti akan tampil tanpa busana, (buat yang wanita) segala lemak-lemak dan bantuan-bantuan sesuatu yg menjadikan kita kadang terlihat lebih sexy, semua akan terlihat nyata dan gamblang di hadapannya. Bukan berarti kita tidak usah berusaha untuk selalu cantik untuk suami, yang aku maksud adalah apa adanya kita akan terlihat dan harus bisa diterima oleh suami maupun istri. Kita tidak bisa untuk berpura-pura terus sabar, atau berpura-pura mengalah, yang dimana itu bukan kita, karena ini akan menjadi malapetaka di saat kita berpura-pura.
Intinya kita harus bisa menjadi diri kita sendiri, apa adanya kita, bukan berpura-pura menjadi orang lain.
4. Pasangan yang bisa seperti Best Friend, kita nyaman bercerita apapun dengannya, kita nyaman untuk bercanda tanpa perlu menjaga image, pasangan yang bisa diajak gila bareng, pasangan yang bisa diajak malu bersama dan tertawa bersama dibuatnya dan pasangan yang membuat kita nyaman di kala kita perlu menangis mewek di depannya.
5. Pasangan yang memiliki watak yang baik. Yang artinya pasangan kita tidak suka kasar dalam artian memukul, atau sering mengatai kita dengan kalimat yang tidak senonoh. Di saat kamu pacaran, kalau kamu mendapatkan pasangan kamu sering berkata kasar ketika sedang marah seperti ngatain kita bego, tidak berguna, apapun kata-kata yang mengintimidasi, dan terlebih lagi kalau kamu mendapati pasangan kamu memiliki tendensi untuk kasar secara fisik, seperti memukul atau melukai kita. Kita harus berani ambil keputusan untuk memutuskan hubungan sesegera mungkin, karena kita tidak mau ini berlarut-larut dan berlanjut sampai kita berumah tangga dan memiliki anak. Putus di dalam pacaran itu lebih mudah daripada bercerai sesudah berumah tangga.
6. Pasangan yang setia. Point ini mungkin terlihat sangat klise, tetapi sungguh penting diperlukan dalam diri pasangan. Apa gunanya kita cocok dalam berpasangan, tetapi terus disakiti karena sang pasangan selalu memiliki dambaan lain. Jangan berkata pada diri kita sendiri, tapi dia sayang banget sama aku, dia sangat bertanggung jawab, dia begini dan begitu, kalau dia sayang tidak mungkin dia akan seperti itu sama kamu, dan apa gunanya sayang kalau dia juga menyayangi orang lain. Siap membagi cintamu? Aku tidak!
7. Pasangan yang menghargai kamu. Pasangan yang menghargai keinginan dan cita-citamu, ketika ke depannya, kamu memiliki keinginan atau cita-cita masa kecilmu, atau keinginan di masa tuamu, ketika kamu memiliki pasangan yang menghargai kamu, dia akan membiarkan kamu "mengejar" cita-citamu dan tidak mengukung atau mengurung dirimu rapat-rapat seperti burung di dalam sangkar.
Di dalam berumah tangga banyak sekali keputusan-keputusan kecil maupun besar yang harus diputuskan bersama. Pasangan yang menghargai kamu, pastinya akan menghargai opini kamu di saat kamu berdua harus memutuskan sesuatu ketika berumah tangga, keputusan kecil ataupun besar, pasti kamu sebagai istri ataupun suami mau punya andil atau suara di dalam setiap keputusan rumah tangga.
8. Pasangan yang mengerti bahwa cinta itu adalah komitmen, bukan perasaan. Di saat kita bertengkar dan saling benci, perasaan sayang terkadang hilang sekejab, atau sembunyi entah dimana, tetapi ketika masing-masing pasangan mengerti akan komitmen yang dimiliki, dia akan tetap memegang janji teguh pernikahan ketika dia berada di luar rumah dan ketika sedang bertengkar.
Selebihnya, kalian pasti tahu harus mencari pasangan yang bagimana, tentunya yang baik, penyayang, dan yang kalian suka, cinta, dan tentunya memiliki chemistry di dalam berpasangan itu sangat diperlukan, karena ketika ada cinta dan komitmen, kita pasti ingin selalu mempertahankan hubungan kita di saat kita memiliki perbedaan dan dunia rasanya hampir runtuh.
Akhir kalimat, kenalilah baik-baik pasanganmu sebelum menikah, jangan lupa berdoa dan bertanya pada Tuhan apakah ini pasangan yang tepat untuk mendampingi seumur hidupmu.
Good luck finding your right one.