Dalam beberapa minggu ke depan, tepatnya 24 Maret, anakku yang pertama akan menginjak umur 13 tahun (usia preteen), tapi aku bersyukur karena dia MENGINGAT setiap moment bersama, dia mengingat apa yang aku kerjakan untuknya seorang diri. Seringkali kita bercengkerama apa yang terjadi di masa kecilnya, mengulang kembali memori-memori lucu, apa yang aku dan dia perbuat for each other.
Ada beberapa hal yang tidak pernah kusangka ketika aku menjadi seorang ibu yang tidak pernah terpikirkan sebelumnya. Aku adalah termasuk seseorang yang dulunya tidak suka dengan anak kecil.
Tapi ketika aku menjadi seorang ibu, aku tidak pernah menyangka:
- Aku begitu jatuh cinta dengan seseorang yang tidak pernah aku rasakan sebelumnya kepada siapapun di dunia ini, mau itu mantan pacar, first love, suami lah, maaf yah termasuk orang tua. Aku "kaget" mengapa aku begitu mencintai seorang makhluk melebihi aku mencintai diriku sendiri, dan hal itu aku rasakan "aneh", Seringkali aku ucapkan ke anakku bahwa aku mencintai mereka seperti aku mencintai "part of my body", karena mereka lahir dari part of my body, mereka seperti tanganku, part of myself. Tidak pernah aku rasakan, aku begitu unselfish, bisa memikirkan mereka melebihi diriku, mengalah untuk mereka, begitu kuatir terhadap setitik di kehidupan mereka, begitu protektif ketika ada yang "baru mau" menyakiti mereka, aku biasanya sudah terlebih dahulu memberi mereka guide how to cope with my kid's feeling, guide how to face people who gonna hurt them, seperti aku tidak mau mereka tersakiti, memikirkan mereka di setiap jam atau menit sebelum aku tidur, membawa mereka di setiap doaku, membayangkan/"merencanakan" their future, before i even think about my own future yet. Never in my love had I ever felt this kind LOVE.
- Ucapanku sangat membekas di mereka, mau itu buruk atau baik, bisa membuat mereka felt couraged when i praised them, felt down ketika aku marah, felt inspired when i gave them the wisdom, felt confident when i told them they make us as parents proud, felt the need to do better when i punished them, yes they need punishment to become a great person, great person never came from an easy life, yet let them felt great about themselves when i praised them. Jadi kamu-kamu yang sudah menjadi orang tua, hati-hatilah KETIKA KAMU BERBICARA PADA MEREKA, karena ucapanmu akan merubah cara berpikir mereka tentang hidup.
Pernah aku tulis di blog sebelumnya, ketika pada suatu hari anakku yang pertama, membuat PR sekolahnya "karangan bebas" dengan menulis pengalamannya ketika dia belajar sepeda dan kalimat-kalimat yang aku ucapkan kepadanya yang membuat dia belajar dan mengerti arti kehidupan yang sesungguhnya hanya dari pembelajaran naik sepeda. Dan hasil dari karangan tersebut dipuji oleh gurunya. Anakku membacakannya ke aku, saat itu membuatku "tertegun sejenak", aku tidak pernah menyangka kalimat yang aku ucapkan akan begitu membekas di hatinya.
- Harus masak setiap hari dan makanan yang kamu masak akan terus ada di dalam memory mereka dan dibandingkan dengan makanan di restoran, siapa sangka makanan yang aku masak "karena sebuah keharusan", menjadi makanan kebanggaan dan dibandingkan ketika kita sekeluarga makan di restoran. Walaupun setiap hari harus masak tanpa pembantu, menyediakan makanan di meja makan, dinikmati oleh suami, lelah, cape, bosan, tapi merasa bangga dengan diri sendiri ketika anakmu "meminta lagi masakan yang sama di hari lain", atau membanggakan masakanmu di depan teman-temannya, atau dibanggkan oleh suami di depan mertua.
- Takut anak menjadi dewasa dan "pergi sekolah jauh atau menikah" dan tidak bisa bersama-sama lagi di setiap hari-hariku. Terkadang aku tidak mau anakku bertumbuh besar, aku tidak mau "ditinggal mereka". But I know I can't against the natural cycle of life.
- Bingung siapa yang harus kupilih ketika kedua anakku bertengkar, kakak-adik memang hal yang biasa kalau bertengkar, tapi kadang aku sulit memilih ketika casenya saat itu "tidak ada yang begitu salah", seperti tukeran mainan, atau hal-hal simpel lainnya, atau sang kakak yang iseng yang suka menggoda adiknya yang pada akhirnya menjadi pertengkaran.
Menjadi Ibu adalah hal yang diidam-idamkan untuk setiap wanita. Aku menjadi seorang Ibu tidak setahun dua tahun, sudah berbelas tahun, tapi rasanya itu tidak pernah bisa hilang begitu saja. Seperti orang jatuh cinta, kadang ada rasa kesal, cape, marah, bahagia, tapi walaupun begitu aku tetap ingin selalu merasakan jatuh cinta setiap harinya.
Menjadi Ibu tidaklah mudah, juga tidaklah susah, yang aku tahu semua akan menjadi lebih mudah ketika aku menikmati dan menjalankannya dengan hati.