Aku melahirkan kedua anakku dengan jalan normal atau tanpa operasi caesar, rasanya luar biasaaaa hahaha, pasti untuk ibu-ibu yang sudah pernah melahirkan tahu rasa sakitnya melahirkan, tetapi pas anaknya udah keluar, rasanya indah banget, sampai-sampai aku dan suamiku menitikkan air mata ketika melahirkan anak pertama, karena i feel amazed atau takjub bisa melahirkan seorang manusia ke dunia dan mendengar tangisan pertamanya setelah menunggu lebih dari 12 jam menahan sakitnya kontraksi.
Setelah itu aku mulai mengenalkan ASI yang sebelumnya aku tidak pernah bayangkan betapa susahnya air susu itu keluar, waktu sedang hamil aku sering membaca buku-buku kehamilan dan menyusui, saat dibaca aku pikir mudah lah, pasti bisa keluar sendiri, tetapi oh ternyata air susuku tidak keluar dari mulai melahirkan, tetapi suster-suster di rumah sakit selalu mengemangati untuk tetap mencoba menyusui, walaupun sepertinya kosong. Kemudian setelah 3 hari kemudian mulailah air susu itu keluar tetapi tetap tidak banyak, anaknya tetap menangis seperti masih lapar, aku mencoba memompanya karena ingin tahu berapa banyak hasil ASIku, dan hasilnya sedikit sekali, aku jadi tambah stress dan menangis, suamiku menenangkan dan bilang yaudah gapapa, nanti kalau stress malah tambah sedikit, relax aja, kan yang penting anaknya masih bisa dikasih formula, yang penting tidak lapar, tapi rasanya saat itu kecewa sama diri sendiri, kenapa tidak bisa keluar banyak. Mungkin juga aku kecapean, karena aku hanya mengurus bayiku itu sendiri, tau sendiri hidup di luar negeri harus mandiri, semua siap dikerjakan sendiri, tanpa orang tua atau mertua, suamipun kerja full day, jadi aku di rumah sendirian mengurusnya, mungkin juga itu yang membuat lelah, karena namanya juga baru pertama kali punya anak, jadi masih belum mengerti harus ngapain aja, walaupun aku setiap hari kerjaannya baca-baca informasi di internet bagaimana caranya mengurus anak, tidurnya harus berapa jam, imunisasinya, minum susunya, makanannya, diapernya, perkembangannya dan lain sebagainya. Akhirnya aku hanya menyusui anak pertamaku hanya 5 bulan, sisanya formula, dan mulai semenjak dia berusia 6 bulan barulah aku mulai memberikan dia makanan utamanya tentunya tidak langsung berbagai macam, melainkan sedikit demi sedikit dan beraneka ragam mengikuti perkembangan bulannya. Banyak sekali orang tua yang tidak tahan untuk cepat-cepat memberikan makanan utama kepada anaknya, ada yang dari mulai 3 bulan atau 4 bulan, padahal menurut kedokteran dan penelitian, bayi sebaiknya tidak usah diberikan makanan apapun, termasuk air putih kecuali ASI atau susu formula sebelum usianya menginjak 6 bulan karena itu akan menurukan alergi dia terhadap makanan pada saat usia dewasa dan juga sistem usus dan pencernaannya belum siap untuk menyantap makanan utama. Aku memulai memberikan makanan pada bayiku dari mulai buah dan berbagai macam cereal di usia 6 bulan (Rice Cereal, Barley, dan Oatmeal), kemudian mencampurnya dengan buah, menambah sayur di usia 7 bulan, dan menambah daging di usia 8 bulan, dan semuanya secara lengkap setelah umur tersebut. Panduan ini aku dapatkan dari berbagai sumber informasi, dokter, dan juga website-website yang terpercaya. Oh iya tidak perlu menambahkan bumbu apapun seperti garam, msg, gula, dan sebagainya untuk makanan bayi, karena bayi belum memiliki sistem pencernaan yang bisa menetralisirkan bahan-bahan tersebut. Ada beberapa pantangan makanan untuk diberikan kepada bayi seperti Madu (hanya boleh diatas 1 tahun), dan putih telur, dan segala macam buah-buah yang ber-berry seperti Strawberry, Blueberry, dan teman-temannya. Setelah bayi diatas 1 tahun semuanya diperbolehkan. Sekarang lanjut ke cerita tentang anak kedua, anak keduaku lahir overdue, alias kelamaan, overcooked :), whatever you name it, sampai 41 minggu, itupun akhirnya aku diinduksi karena minggu tersebut dia masih belum ada tanda-tanda kontraksi, padahal aku udah jalan kaki tiap hari, sampai di rumah sakit seharian disuruh jalan juga di sekitar rumah sakit, tetap saja tidak ada kontraksi, akhirnya dengan "maksa" dokter menyuruh aku untuk tidak boleh pulang dan harus diinduksi, katanya walaupun air ketubanku masih baik, tapi akan menjadi tidak baik untuk sang bayi, karena dia akan keracunan dengan mulai memakan kotorannya sendiri. Setelah di induksi masih harus menunggu lagi, karena dia masih betah di dalam, lalu jam 12 malem lewat, bukaan udah 10, barulah dia keluar, dan bayiku beratnya hampir 4 kilogram, oh my God, besar sekali, dan sudah agak tercampur dengan kotorannya sendiri, itu makanya yang ditakutkan oleh dokter, tapi Puji Tuhan dia sangat sehat dan lebih terlihat "strong" dari kakaknya yang lebih kurus (39 weeks). Anak kedua ini aku lebih bertekad di dalam hati kalau aku harus menyusui, harus dan niatnya sudah maksimum, dan karena sebelumnya aku membaca bahwa ternyata semakin kita menyusui, air susu kita akan bertambah banyak dengan sendirinya, dan kalau bisa tidak usah dipompa, karena rangsangan yang dilakukan oleh bayi akan memperbanyak ASI itu sendiri, kecuali memang kalian adalah wanita pekerja yang mengharuskan tidak ada di rumah. Pada akhirnya setiap anakku yang kedua menangis, aku tempelin saja langsung dan mulai menyusui, satu setengah jam kemudian dia menangis lagi, aku cek diapernya aman, aku langsung susuin lagi, dan begitu setiap 1.5 jam-2 jam, sekitar setengah jam menyusui, dan memang benar payudaraku lebih cepat keras dan air susunya lebih banyak daripada anak pertama. Pernah sekali ibuku datang dan melihat cara menyusuiku, beliau bilang, "Apa kamu ga cape setiap 1 jam sekali kayak gitu, mami liatnya cape, artinya bayi kamu ga pernah kenyang, sudah kasih susu formula saja", Lalu aku bilang, "Ga, aku udah niat mau asi penuh, dan juga memang asi harusnya tiap 2 jam sekali , karena air susu ibu itu lebih thinner daripada susu formula yang bisa lebih mengenyangkan. Tapi tetap yah walaupun ASIku lebih lancar daripada waktu anak pertama, tetap aku ga pernah merasakan banyaknya ASI sampai harus taruh di kulkas berbotol-botol, aku cuman paling pompa ekstra 1 botol, that's it, tapi ga papa lah, mungkin memang kesehatan tubuh setiap wanita berbeda, paling ga, bayi yang kedua lebih banyak ASInya. Memang sih lelah sekali dengan tiap jam seperti itu dan juga terkadang ketika berada di luar rumah, tidak ada tempat yang baik untuk menyusui, dan payudara sudah mulai keras sekali, mau ga mau aku beberapa kali menyusui di mobil, di kamar mandi sambil berdiri, atau jongkok sampai keram kaki :) (kadang lagi jalan-jalan ke suatu tempat dan males balik ke tempat parkir yang sangat jauh, jadilah di kamar mandi saja). Perjuangan ibu memang tiada tara yah, oh iya aku sendiri disusuin oleh ibuku hanya 1 atau 2 minggu kata ibu, tidak banyak ASInya, hmmm i dont know. Oh iya ada berbagai macam gaya dalam menyusui, dan semuanya diperbolehkan, inipun aku diajarkan pada saat di rumah sakit. Seperti ini gayanya |
Posisi menyusui yang paling aku sukai adalah Lying down, karena aku bisa sambil istirahat atau tidur, dan tidak lelah harus selalu duduk.
Untuk makanan utama buat anak kedua, kali ini aku lebih mahir dalam membuatnya, dan aku juga orangnya sangat detail sehingga untuk 2 minggu mendatang menu makanannya sudah aku rancang di computer :) Untuk ibu-ibu yang mampu menyusui tetapi memilih untuk tidak mau karena takut terjadi perubahan pada bentuk payudara, atau karena alesan males, sibuk dan lain sebagainya, hmmm, semoga kalian diberikan pencerahan betapa pentingnya ASI dan selain untuk kesehatan, ASI itu adalah salah satu bonding terbaik yang kita bisa rasakan bersama bayi kita. Dan katanya bisa cepat menguruskan badan kita lagi seperti semula, dan membuat Uterus kita back in good shape. Bagi Ibu-ibu yang memberikan susu melalui botol, sebaiknya untuk tidak memberikan susu botol dalam posisi sang bayi tiduran (lying down), karena bisa menyebabkan infeksi telinga pada bayi, jadi harus dalam posisi agak sedikit duduk, bukan rata. Begitulah pengalamanku dalam menyusui, semoga bermanfaat, dan untuk ibu-ibu yang masih menyusui SEMANGAT, dan untuk ibu-ibu yang tidak dapat menyusui karena tidak mampu, tidak apa-apa, jangan sedih, percayalah cinta ibu tidak hanya diukur dari hanya menyusui saja, with or without ASI your children know you love them. Good luck every mommy who read this :) SEMANGAT! |
|