Pada saat aku memiliki anak perempuan, munculah perasaan khawatir dan takut, pasti ini dirasakan oleh ibu2 yg memilki anak perempuan. Ketika anakku mulai memasuki usia masuk sekolah, mulailah aku browsing around on internet about when the parents should talk about sex to their children? dan jawabannya pun mengejutkan, yaitu pada saat anak berusia 4-5 tahun. Eits, jangan mengernyitkan dahi atau bingung dulu. Tahapan2 pengenalannyapun ada tingkatannya, sesuai umur mereka, dan tidak seribet yg anda bayangkan.
1. Alat kelamin.
2. Bagian dada.
3. Bagian bokong.
Saya memberikan alasan bahwa ketiga bagian ini sangat privat, dan tidak sembarang orang boleh menyentuhnya.
Tahapan kedua adalah siapa saja yang boleh menyentuh a.k.a membersihkannya, karena di kasus ini aku sebagai ibu adalah satu-satunya orang yg mengurus, dan memandikannya sejak bayi, no babysitter, atau orang lain, sehingga aku mengajarkan hanya dirinya sendiri, dan akulah yg boleh menyentuh untuk membersihkannya.
Di America, anak umur 3 tahun sebelum masuk sekolah, (kecuali kalau daycare yg biasanya untuk anak dibawah 3 tahun), biasanya dianjurkan oleh sekolah untuk bisa independent, dimana mereka bisa wipe their butt off by themselves, without anyone help when they go to the restroom, ketika aku mendaftarkan sekolah, ditanya oleh administratornya, apakah anak saya sudah bisa membersihkan dirinya sendiri kalau ke restroom, sebab dianjurkan atau diharuskan seperti itu, dan pada saat itu anakku memang sudah diajarkan di rumah bagaimana cara2 membersihkan yg baik, jadi guru mempunyai peran hanyalah untuk mengajar.
Inget dong kejadian sekolah international yg guru mereka atau anggota di sekolah menyentuh bagian terlarang pada anak, oleh sebab itu, saya memberitahukan kepada anak2 saya dengan detail, siapa saja yg tidak boleh menyentuh ketiga bagian itu.
1. Strangers (orang tidak dikenal)
2. Guru (kecuali anak anda masuk daycare)
3. Uncle atau saudara (banyak kejadian di America, kejahatan seksual pada anak dilakukan oleh anggota keluarga terdekat), jadi menghindari ketiga bagian untuk disentuh lebih baik.
4. Teman.
Tambahan : Kalau anak anda dibantu oleh babysitter, boleh ditambahkan 'babysitter boleh menyentuh a.k.a membersihkan bagian itu', tentunya babysitter yang sudah dipercaya orang tua, banyak kan kejadian babysitter2 jahat, jadi berhati2 lah, lihatlah dengan seksama apakah babysitter tersebut bisa dipercaya.
Saya mulai mengajarkan kedua points ini kepada anak2 perempuan saya semenjak mereka berumur 4 tahun, kira pada saat anak mulai bisa diajak berkomunikasi dan mulai masuk sekolah. Cara berkomunikasinya pun tentunya dengan bahasa anak2 yang mudah dimengerti, dan sesederhana mungkin dan biasanya kalau mengajarkan sesuatu yg penting, saya meminta anak untuk mengulang apa yg saya katakan, dan saya memberikan "small quiz", seperti "apakah bagian ini (sambil menyentuh) boleh disentuh oleh guru atau strangers?", dan biasanya anak saya menjawab dengan benar, yang artinya anak saya dipastikan mengerti apa yang saya maksud.
Kalau anak anda tidak mengerti pada saat itu, tidak usah dipaksa, karena kedewasaan setiap anak dalam berkomunikasi berbeda-beda, dengan seiringnya waktu kita bisa mengulangnya lagi, atau bahasa kita bisa lebih disederhanakan lagi.
Pengenalan akan seks tentunya tidak berhenti sampai disini saja, kita bisa mengikuti dengan adanya perkembangan zaman dan umur, misalnya pada saat anak mulai menstruasi, tentunya harus ada penjelasan yg lebih detail lagi, tentang kesehatan organ intim mereka dan apa artinya 'pembuahan'.
Menurut saya, alangkah baiknya apabila seks diperkenalkan kepada anak oleh orang tuanya sendiri, daripada oleh teman ataupun media lainnya seperti televisi, film, online, dll, karena tentu hanya orangtualah yg mau anaknya tidak terjerumus ke hal2 yg tidak baik, dan anak bisa bertanya lebih detail dari orang yg tepat.
Peran orang tua bukanlah hanya mencari nafkah, dan mengurus mereka, tapi juga MENJAGA titipan Tuhan yang mulia ini dengan baik, jauh dari pengaruh2 buruk, dan juga lebih baik mencegah sejak dini, daripada menyesal di kemudian hari. Kalau bukan orang tua yg menjaga anak-anak, siapa lagi yang perduli?