Baru kali ini Indonesia lagi dihebohkan dengan kasus Ice Vietnamese Coffee, tau dong kenapa? karena kasus ini adalah tragedy para sahabat, dimana salah satu sahabatnya dituduhkan membunuh sahabatnya sendiri dengan memasukkan sianida ke dalam es vietnam kopi yang dipesannya terlebih dahulu.
Akupun sangat semangat mengikuti kasus ini, dan selalu mengikuti persidangan yang disiarkan secara live streaming oleh Kompas TV, (terima kasih Kompas TV) dan yang lucunya bukan saja serunya persidangan, melainkan komentar-komentar para audience yang menonton live streaming, mereka berkelakar dari mulai es dan susu mana duluan yang dimasukkan ke dalam kopi dan dihubungkan dengan telur dan ayam mana duluan? sampai kepada Rangga kopi menjadi omongan para netizen sebagai Rangga di AADC.
Di dalam kasus Jessica Vs Mirna ini, aku tidak mau terbawa dengan opini publik yang selalu menyalahkan Jessica semata, karena aku tidak mau bersangka-sangka, karena bisa menjadi dosa kalau kita salah menuduh orang, jadi kita iikuti saja persidangan, karena bisa saja Competitor Oliver menjadi pelakunya, atau ada pegawai yang sakit hati terhadap atasan?, atau memang sahabat yang kecewa, semuapun bisa menjadi mungkin saja.
Terkadang Indonesia seringkali berpikir terlalu simple, mereka sering berkata "siapa lagi yang menaruh sianida, hanya ada Jessica disana", hello!, kita kayaknya harus lebih memperbanyak menonton kisah-kisah nyata di America, dimana mereka (para FBI) seringkali menemukan para pelakunya ternyata tidak sesimple itu.
Tapi ada beberapa yang menjadi menarik disini, yang membuat saya terkadang gemes dibuatnya, iya dia adalah ayah dari Mirna Salihin, yaitu Darmawan Salihin, dengan tidak mengurangi rasa hormat saya terhadapnya, dan akupun prihatin bahwa beliau dan sekeluarga pasti sedih sekali dan berduka cita, tetapi, ada yang membuatku jadi kurang sreg, karena setiap kali di wawancara, beliau selalu membuat kalimat-kalimatnya menjadi hiperbola, dan banyak cerita-cerita yang ditambahnya, dari mulai :
1. Pegawai yang meminum kopi tersebut sampai muntah-muntah di dapur.
Sedangkan di persidangan, diperlihatkan di CCTV bahwa tidak ada pegawai yang muntah, hanya ada satu orang yang mencobanya yakni Ibu Devi (manager bar Olivier), dan tidak seperti yang dikatakan beliau, "tuh pegawai Olivier banyak yang muntah2" . Ibu Devi hanya mual saja dan kibas lidah.
2. Hani yang meminum, diperiksa dan dikuras habis oleh dokter.
Menurut keterangan saksi Hani di persidangan, beliau hanya diperiksa Tensi, tekanan darah, dan tidak diambil urine maupun tes darah.
3. Jessica selalu mencari Mirna setiap kali pulang ke Indonesia.
Menurut keterangan Hani di persidangan, Mirna beberapa kali bertanya kepada Hani apakah memiliki no telephone atau Whatsapp daripada Jessica, dan Hani mengatakan tidak punya.
4. Pak Darmawan memiliki Bukti Mahkota CCTV yang akan beliau sampaikan kepada hakim.
Tetapi ketika Hakim bertanya bahwa ia mendengar dari berbagai media, bahwa Pak Darmawan memiliki bukti makhota CCTV lain, dimanakah itu? dan dia menjawab dengan gamblang "saya tidak punya yang mulia" , netizen mengejek di bagian comment, mungkin beliau tidak tau banyak netizen yang kecewa dan berkata yang tidak baik tentangnya.
5. Beliau memiliki hubungan baik dengan AFP (Australian Federal Police), dan sudah memiliki bukti penting yang akan diberitahukan pada saat dirinya bersaksi janjinya.
Ternyata pada saat dirinya bersaksi, dia tidak menyebut sama sekali soal AFP.
Itulah beberapa hal yang terkesan sangat hiperbola, dan terkadang tidak sesuai kenyataan, tapi yah sudahlah mungkin beliau terlalu bersemangat untuk menuduh Jessica sebagai pelakunya.
Aku bukanlah pembela Jessica, tetapi baiklah kita menghargai Azas praduga tidak bersalah, karena nasib Jessica masih belum diputuskan oleh hakim, baiklah kita berpikir senetral mungkin, dan semoga persidangan ini tidak bertele-tele dan bersih dari korupsi dan lebih pintar dan cermat dalam mencari pelakunya, tidak hanya terpengaruh pada opini publik.