Bermula dari seseorang yang complaint diperlakukan tidak senonoh dari keluarga pacarnya yang warga keturunan Chinese, lalu mulai menjelekkan betapa Chinese itu sangat arrogant, bersikap seolah-olah dia ras yang paling tinggi, sering meremehkan ras lain, dia berpikir bahwa bulelah yang paling OK.
Lalu aku menjawab dengan sopan, "maaf mba, saya juga menikah dengan orang Chinese asli tapi keluarga menganggap saya dengan baik, dan menghormati saya, mungkin balik ke pribadi masing-masing orang". Kemudian orang tersebut menjawab dengan santai awalnya, tetapi kemudian dia mulai menceramahi aku tentang asal usul orang Chinese di Indonesia, bahwa dulunya juga petani biasa, terus menceramahi dengan pesan supaya tidak sombong, sesambil mengecek apakah aku sebagai warga keturunan Chinese memperlakukan hal yang sama kepada pribumi? dan di akhir kalimat dia berkata yang membuat aku sangat kaget, kalimatnya adalah "Masih betah kan mba tinggal di Indonesia?, ini bukan negara asli mba loh". Dalam hatiku cuman WOW...??
Lalu aku menjawab "maaf mba saya emang sudah lama tidak tinggal di Indonesia", dia masih juga "menceramahi" saya dengan menambahkan curhat colongan tentang kenapa bisa terjadi Mei 1998 dan mulai ngalur ngidul, lalu aku memutuskan untuk tidak membalas celotehannya lagi, KENAPA? aku punya alasan.
Alasanku adalah tingkat level kematangan pemahaman yang tidak sama, pola pikir yang terlalu sempit, akan membuat aku hanya membuang-buang energi dan waktu saja, seperti seakan-akan mengajarkan apalah artinya uang kepada anak kelas 1 SD yang tidak tahu mengerti benar apa makna uang yang sesungguhnya.
Satu minggu berselang, tiba-tiba semalem ada seseorang yang tidak aku kenal seperti "mewakili aku" dan mereka mulai saling menceramahi satu sama lain. Mereka mulai berargumen bla bla bla bla. Aku?? walaupun aku terus mendapat notifikasi yang tidak berhenti seperti novel di malam hari, tapi aku memilih untuk tidak membalas comment mereka, alasannya? yah masih sama seperti yang diatas. Diharapkan "seseorang" tersebut kurang lebih mungkin bisa membuka pikiran orang tersebut.
Tapi yang menarik adalah permulaan kalimat dari seseorang itu katanya, "Saya tidak perlu untuk menjadi warga keturunan untuk tersinggung dengan kata-kata mba", bla bla....baiklah ternyata masih ada seseorang yang pikirannya luas.
Yang mau aku sampaikan di platformku adalah seperti ini kenapa di tahun 2017 ini, MASIH SAJA ada orang yang masih mempermasalahkan warna kulit, dan ras seseorang. Aku terus terang bingung, menurutku semua orang dilahirkan sama aja, kepribadian seseorang tergantung dari pendidikan karakter awal yang diberikan oleh keluarga mereka masing-masing, bukan karna ras mereka.
Sewaktu ketika ada seorang vlogger yang tinggal di luar negeri bagian Eropa dan sedang LIVE kemudian dia menjawab sebuah pertanyaan yang terlontar dari seorang subscibernya, pertanyannya "Kepingin tinggal di Indonesia lagi ga?", jawabannya membuatku kaget karena jujur dan gamblang sekali, dia bilang "GAK, jujur aja gua jawab gua ga kepingin, alasannya Indonesia masih racist", dia menjawab.
Pertanyaan ini sempat ada di benak aku kepada diri aku sendiri jauh sebelum aku mendengar ini, dan sempat aku dan suami mendiskusikannya. Setelah aku melanglang buana ke ketiga negara, dan sempat kembali pulang ke tanah air tercinta selama setahun, kemudian melanjutkan dengan melihat berita-berita tanah air Indonesia, semakin kesini semakin "KEJAM", banyaknya kasus terluapnya korupsi, kemacetan Jakarta yang tiada duanya, Cuaca yang sangat kacau selalu hujan, banjir, dll. DAN banyaknya kaum-kaum mayoritas yang sering kali "menohok" kita-kita kaum warga keturunan dan yang bukan beragama mayoritas.
Jawabanku di benakku saat itu, mungkin aku belum siap untuk tinggal di negaraku sendiri....LAGI. Memang tidak ada yang tahu masa depan kita, mungkin saja keadaan membuatku harus kembali tinggal, tapi kalau ditanya dan harus MEMILIH, aku masih ragu dan kuatir untuk tinggal di Indonesia...lagi.
Kenapa sampai saat ini aku yang lahir, besar dan pernah sekolah di Indonesia masih dianggap aku bukan orang Indonesia, masih ditanya "masih betah mba tinggal di Indonesia" seakan-akan negara itu bukan milikku.
Kenapa masih banyak bangsa Indonesia yang pikirannya sempit, yang masih mengganggap mereka saja yang original? padahal kalau pintar sejarah, Indonesia itu ditemukan kapan? Asal muasal orang Indonesia itu darimana, tidak ada yang original benar-benar dari Negara tersebut, semua orang adalah Imigran.
Indonesia yah berbagai macam bangsa, keturunan Chinese, Jawa, Sunda, Batak, keturunan bule, keturunan Arab, siapapun yang lahir di Indonesia, dan menjadi Warga Negara Indonesia, memegang paspor hijau, itulah Indonesia. Ga usah mengkotak2an, coba tanya ayah ibumu, apakah asal usul nenek moyangmu benar-benar asli Indonesia? Kalau jawabannya iya, berarti keluarganya baru dimulai tahun 1945 mungkin? (Karena semenjak 1945, Soekarno Hatta baru benar-benar mengclaim Indonesia itu merdeka.) Jadi sebelumnya nenek moyangmu termasuk bangsa siapa yah?
Di Americapun, memang masih ada Racist terutama untuk orang-orang itemnya, tapi tidak sebanding dengan Racistnya Bangsa Indonesia. Ini jujur loh yah. Miris sekali rasanya malahan di negara sendiri dimana aku dilahirkan malah aku merasakan itu. Sedangkan ketika aku tinggal America, aku tidak pernah merasakan dibedakan oleh penduduk sana, aku dianggap equal oleh mereka. Mungkin karena America adalah negara yang multi culturenya sangat beragam, semua bangsa berkumpul dan tinggal disana, jadi mereka malah lebih open minded dibanding negara Indonesia.
Tapi mau sampai kapan bangsa Indonesia seperti ini? Semakin lama seperti adanya peperangan bangsa di negara sendiri. Sedih kalau liat comment-comment di Youtube, semua orang berlomba-lomba saling menghina ras, suku dan agama masing-masing orang, Untungnya? Gak ada lah, yang ada Indonesia semakin terbelakang, pikiran bangsanya aja malah semakin mundur. Harapan? udah tau lah pasti harapan setiap orang Klise, yang ada aku ingin berbagi sedikit tips untuk orang-orang demikian.
Tipsnya adalah untuk orang-orang yang merasa masih seperti aku sebutkan diatas, pesanku adalah : 1. Perbanyaklah jalan-jalan luar negeri (kalau bisa) atau paling tidak ke luar kota, 2. Bergaulah dengan banyak kalangan yang memiliki banyak perbedaan dengan dirimu, dan 3. Sadari pikiran "sempitmu" tentang orang lain sudah secara tidak langsung memperlihatkan seberapa "luasnya" kecerdasan kamu.