Memiliki anak yang umurnya berbeda jenjang umur, terkadang seperti berada di dua dunia yang berbeda, terkadang kita harus menjadi seperti anak kecil untuk bisa masuk ke dunianya, dan terkadang kita harus bisa menjadi sahabat untuk diajak berbagi cerita.
Tips-tips ini kubuat berdasarkan pengalaman pribadi, dari hasil diskusi dengan suami, dan pengalaman pahit di masa kecil, yah dari pengalaman pahit aku bisa mempelajari apa yang kurang dan aku alami.
Kedekatan seorang anak terhadap orang tuanya harus dimulai semenjak mereka bayi, terutama waktu mereka sudah mulai berbicara, aku
1. Selalu membiasakan untuk membuat anakku bercerita semenjak dari dia kecil, misalnya setelah aku menjemputnya pulang sekolah, aku akan selalu bertanya mendetail tentang kegiatan di sekolah, dan perasaannya terhadap kegiatannya hari itu, bukan saja tentang how is everything, but more to, How do you feel about it?
Aku sengaja membangun hal ini sedari kecil, supaya sang anak terbiasa untuk "curhat" dan menceritakan isi hatinya sedari dini mungkin dan merasa nyaman bercerita kepada aku as her mother. Ketika kamu membiasakan mereka nyaman, mereka akan sendirinya bercerita apapun disaat mereka senang, sedih, atau bahkan tentang pacarnya ketika mereka dewasa.
2. Jadikan anakmu seperti teman baikmu, Ya, aku menjadikan anakku my best friend, dimana aku membiasakan mereka untuk mendengarkan ceritaku juga, akupun berbagi, dengan begini, mereka terbiasa untuk perduli dengan kisahku, bahagiaku, dan juga kesedihanku, sehingga ia terbiasa untuk mendengarkan akupun disaat aku tua. Dan dengan kamu membiasakan anakmu mendengarkan kamu, secara tidak langsung kamu membuat sang anak merasa dihargai dan opininya didengarkan, walaupun yah ga mungkin kan anak bisa "mengajari" kita, tapi dengan tidak sengaja kita bisa "mengajarkan" mereka bagaimana memberi reaksi terhadap masalah kita.
3. Dont be judgmental, Seburuk apapun cerita anakmu, walaupun mereka melakukan kesalahan, biasakan tidak langsung bilang KAMU SALAH, KAMU TIDAK BOLEH BEGITU, sabar ibu ibu dan bapak bapak, simpan saja dalam hati, dengarkan dulu, dan mulai pelan-pelan kita bercerita atau memberikan perumpamaan yang secara tidak langsung menjelaskan atau memberikan pengertian bahwa mereka tidak benar. Dengan begitu akan lebih efektif dalam "membuka mata mereka". Tentu saja ada waktunya kita berkata TIDAK, terutama ketika usia mereka dibawah 10 tahun, mereka harus tahu Who is in charge in the house. Tetapi ada saat ketika kita hanya bisa memberikan jawaban dan nasehat "secara tidak disadari oleh sang anak".
4. Hukumlah mereka ketika mereka salah, dan kasih mereka reward ketika mereka menghasilkan sesuatu yang baik.
Dengan begitu anak diajarkan apa artinya tanggung jawab, karena THAT'S A REAL LIFE, you will get punished when you do something wrong, dan tetap berikan mereka rasa apresiasi bahwa you will get something good in return when you're being good. Ini akan mengajarkan mereka being good brings you good things, and being bad means i will get something bad in returns as well.
Kalau kita selalu "membiarkan atau memaafkan" si anak, tanpa kita sadari ini akan membuat anak berpikir bahwa she or he will always have a way to runaway from a problem that she/he has made, kita harus memberikan mereka ide bahwa no no you cannot runaway from the problem that you have made, you need to take a responsibility of your actions. So reward and punishment is needed.
5. Jangan selalu memberikan apa yang mereka mau, because in the LIFE ITSELF, you dont always get everything what you want or the way you want it. Kalau kita tidak pernah menjawab tidak, setiap anak akan berpikir adalah SEBUAH KEHARUSAN dari orang tua untuk memberikan apa yang anak minta dan ketika sang anak bertumbuh menjadi dewasa, dia akan menjadi pribadi yang bahasa Inggrisnya "spoiled brat", kalau ga diturutin mereka akan menjadi pembangkang, sampai kapan kita akan tetap bisa memberikan yang mereka minta, orang tua tentu punya limit uang, limit energi, dan limit usia.
Dan ketika dia facing the real world, dia akan banyak mengalami kekecewaan karena dia terbiasa mendapatkan apa yang dia mau, menjadikannya susah beradaptasi dan tidak bisa menerima penolakan. Jadi ajarilah secara tidak langsung apa artinya kata TIDAK, dan apa rasanya ditolak.
6. Berikan mereka selalu semangat dan apresiasi. Penting untuk selalu menghargai hasil karya mereka walaupun mungkin terlihat biasa saja di mata kalian, tetap berikan mereka semangat dan apresiasi, bentuklah pola pikir si anak bahwa menghargai dan mencintai diri sendiri itu penting. Karena ketika sang anak sudah mulai kehilangan kepercayaan diri dan rasa cinta akan diri sendiri atau hasil karya mereka, mereka akan berhenti berkarya. Kita tentu mau anak kita selalu maju, maka itu rasa apresiasi dari orang tua akan membuat mereka bangga akan diri mereka sendiri, dan rasa bangga terhadap diri sendiri akan membuat mereka ingin terus menjadi yang terbaik.
7. Didiklah mereka menjadi manusia yang selalu punya harapan. Ketika mereka bersedih atau kecewa akan sesuatu, katakan bahwa ga papa lah kan kamu masih bisa coba ini, atau itu. Tell them It is okay to make a mistake, so you can learn something from it, and do better.
Bentuk mereka supaya bisa menerima kesalahan atau kekurangan mereka, karena anak tidak harus selalu diajarkan apa artinya sukses, tapi juga harus diajarkan apa artinya menerima kekecewaan dan kesedihan. Serem kan kalau denger di news banyak anak yang tidak bisa menerima kegagalan mereka di sekolah, terus mereka malah bikin yang gak-gak, dan mulai remaja mereka tidak bisa menerima ketika mereka diputus pacar, mereka mulai melakukan narkoba karena putus cinta dll.
JADI mengajarkan mereka untuk menerima kesalahan dan kesedihan juga penting, because that is LIFE, you dont always get everything you want, dan setelah menerima kesalahan dan kekecewaan, lanjutkan dengan mendidik mereka bahwa harapan itu selalu bisa diciptakan dengan TRY AGAIN.
Berikut beberapa tips supaya kamu memiliki hubungan yang erat dengan anak, supaya anak-anak kamu bisa mencintai kamu dengan sendirinya, CINTA itu akan tercipta dengan sendirinya karena adanya rasa dicintai, rasa dihargai, dan rasa diapresiasi, dan rasa diperdulikan, dan jadikanlah anakmu pribadi yang selalu mau melihat hari esok dengan harapan baru. Dan jangan lupa, anak atau orang tua adalah manusia juga, mereka sama seperti setiap manusia di bumi ini yang bisa saja melakukan kesalahan.
Love your children as much love as you were expected from your parents because we were kids once too, so you should have known well.